Selasa, 04 November 2008

wisuda

Annyong haseo…

Kali ini mau bercerita tentang my dies natalis (tulisannya gmn ya..) di balai sidang senayan. Seperti wisuda pada kampus lainnya, semua berjalan hampir serupa.
Pertama pembukaan, dimana para rector memasuki aula dengan menggunakan jubah hitam beludru yang asli keren banget, sambil nenteng buku, yang aku sendiri enggak ngerti buku apaan tuh. Dari tempat dudukku yang kebetulan di pinggir banget jadi bisa memperhatikan suasana yang bener keren versi khayalannku, seperti pemandangan di film Harry potter saat dia disidang di ruangan paling bawah di kementrian sihir…wow..
“jubah mereka jauh lebih keren” kataku ditengah lamunan
”iya, harganya jugaberlipat2 dari jubah kita” kata kakaknya uncle sam yang kebetulan duduk disebelahku..dan akupun tersenyum, sebagai tanda setuju dengan statementnya.
Hal yang paling menari lagi paduan suara gunadarma yang memiliki nama ”darmagita”. Saat mereka bernyayi flasback bayangan paduan suara tersebut 4 tahun yang lalu saat pertama masuk gundar, Cuma bukan di jcc tentunya, melainkan di lantai 4 gedung 3, waktu itu dirigentnya seorang cowok berperawakan kurus. Waktu itu lantunan lagu yang dibawakan darmagitalah yang mampu mengusir rasa bosan saat mendengarkan pidato2 dan penjelasan tentang kampus..apalagi jika tidak punya teman barengan..fiuh pasti bosen deh..hehehe...
Gosdesmus, lagu yang dibawakan membuatku tak mengalihkan pandangan sedetikpun dari darmagita yang memang berkualitas dengan segudang prestasi yang telah diraihnya.
Ya begitulah lantunan lagulah yang mampu mengusir bosan dan ngantuk..hohoho..sampai akhirnya proses wisuda dimulai, sesungguhnya tak hanya itu ada pidato yang dibawakan salah seorang dari departement informasi, kalau tidak salah. Beliau berbicara tentang beberapa hal, seperti media masa, politik, dan keadaan sekarang. Cara beliau berbicara cukup menarik, setidaknya bagi ku.
Dan satu fenomena yang pasti terlihat dalam bangsa, terutapa generasi muda. Dalam keadaan yang harunya sakral itupun mereka (red: wisudawan/wati) masih sempat2nya sibuk mengobrol sendiri, entah apasaja yang dibahas. Hal seperti ini selalu ada, saat gladi resik lebih parah, pembicara didepan tak dianggap karena para perserta sibuk sendiri. Buatku, kenapa mereka mengobrol seperti itu dengan durasi yang tak terputus. Jujur akupun sempat diskusi2 kecil dengan uncle atau kakaknya, tapi itu hanya sesekali dan singkat, sangat singkat malah. Karena akupun ingin menikmati jalannya wisuda pertamaku dan kuharap pasti ada wisuda2 selanjutnya....amin.

Pesan moral : janganlah terlalu sibuk sendiri saat kita berada di suatu seminr, perayaan, atau perhelatan besar lainnya.
Wisuda bikin pusing n cape, coz banyak banget orangnya.

2 komentar:

BeeZ mengatakan...

mang lw g ngobrol nian???
gw aja tiudr..
hehehe...
maklum shift pagi..

Naina mengatakan...

maaph yah mas..nian mah ngobrolnya pake aturan..hohoho...